(Pojok Tubaba) Ujung pena Elia Sunarto (suara orang tak penting)
Tubaba, Seruntingnews -Saya baru menutup bacaan pagi ini pada halaman 111, Bab 5 Fakta Bicara, Bukan Bicara Tanpa Fakta, buku “Jati Diri Bangsa” karya Abah Kyai Muchammad Muchtar Mu’thi, Sang Mujadid Wawasan Kebangsaan.
Ditemani wedang jahe panas dan beberapa potong oncom goreng, berusaha mengusir hawa dingin yang masih membelenggu. Tubaba subuh tadi, dan dalam beberapa hari belakangan memang kerap diguyur hujan lebat.
Nun di sana, di kota berjuluk Tuin van Java (Tamannya Pulau Jawa) “Kota Sejuta Kembang”, Magelang, Jawa Tengah, ada lima ratusan kepala daerah mengikuti retreat di Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Mereka ikut pembekalan yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) selama satu pekan. Terhitung sejak Jumat (21/2/2025) hingga hari ini (Jumat, 28/2/2025), usai dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis (20/2/2025) sebelumnya.
Selamat dan sukses kepada semua yang dilantik, termasuk Bapak Ir. Novriwan Jaya, S.P. dan Bapak Nadirsyah yang juga turut dilantik sebagai pasangan Bupati dan Wakil Bupati Tulang Bawang Barat periode 2025-2030, semoga tetap amanah.
Minggu ini, beranda medsos ponselku ramai unggahan video kepala daerah pemenang Pilkada Serentak 2024. Mereka disorot kamera tak ubahnya selebritis naik daun.
Beragam caption disematkan; ada gubernur termuda, tercantik, paling tajir, dan kepala daerah paling bahagia, bla..bla..bla. Aksi mereka membuat saya magut-magut tersenyum simpul.
Ada yang pulang dari pelantikan naik ojek online (ojol), ada yang naik bajaj. Bahkan yang belum kebagian hotel ada yang terpaksa ganti baju di tempat terbuka, uhuuuiy.
Selain sadar kamera rupanya mereka juga sadar konten. Abaikan basa-basi alasan klasik, “mau mengurai kemacetan ibukota”. Hingga bela-belain tinggalkan kendaraan yang biasa mengantar dengan segala fasilitas untuk kenyamanannya.
Eh, apakah ini random efisiensi anggaran yang diserukan pemerintah? Entahlah, yang tahu hanya mereka dan Tuhan.
Nggak salah sih, di mata lensa kamera mereka sama-sama publik figur yang layak mendapat sorotan. Apalagi pelaksanaan retreat bagi kepala daerah baru kali ini diselenggarakan.
Retreat menjadi salah satu agenda besar yang direncanakan pemerintah untuk menyelaraskan visi pemerintah pusat dan daerah. Bicara kebijakan, yang masih trending topik adalah membincang efisiensi anggaran, dan ketahanan pangan.
Yang seru dan menarik!
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi, saat yang lain sibuk potong tumpeng dan hepi-hepi dengan timses, Dedi Mulyadi justru copot seorang kepala sekolah di hari pertama bekerja sebagai gubernur, gercep.
Penonaktifan diteken Dedi Mulyadi pada hari pertama bekerja sebagai gubernur. Tindakan tegas ini dilakukan karena Kepala SMAN 6 Depok melanggar Surat Edaran Gubernur sebelumnya yang melarang sekolah study tour keluar daerah. Sementara, SMAN 6 Depok tetap study tour ke Jawa Timur dan Pulau Bali.
Belajar dari Dedi Mulyadi, pemimpin baru tak absolut harus dengan gagasan baru. Apa artinya Rencana Pembangunan Jangka Panjang jika kepala daerah yang baru tak mau meneruskan program pemimpin sebelumnya.
Pembangunan harus berkesinambungan. Pekerjaan rumah yang sering ditemukan adalah mangkrak karena tidak dilanjutkan pemimpin baru.
Pemimpin baru Tubaba, pulang dari retreat harus langsung terjun sapa warga. sekalipun mereka tak memberi suara dukungan dalam Pilkada. Kumpul hepi-hepi dahulu dengan timses bukan tindakan populis seorang pemimpin.
Tubaba butuh pemimpin visioner, bukan yang nyaman dibalik nama besar orang lain. Lanjutkan program yang telah membuat bangga warga Tubaba.
Jangan lantaran efisiensi anggaran membuat para pembantu bupati buntu akal. Mengulang alasan pandir kepala dinas sebelumnya yang selalu berkata, “Tidak ada anggaran”. Tabik.
Tubaba, 28 Februari 2025