Pesisir Barat, Seruntingnews.com.Memasuki musim hujan di penghujung tahun 2024, cuaca ekstrem kembali melanda wilayah Pesisir Barat, Lampung. Hujan lebat yang berlangsung hampir setiap hari, disertai angin kencang dan gelombang laut yang tinggi, memaksa masyarakat setempat, terutama yang berprofesi sebagai nelayan, untuk menghentikan aktivitasnya sementara waktu, Selasa (03-12-2024).
Kondisi ini membuat banyak warga merasa Gelisah. Nelayan yang menggantungkan hidupnya pada hasil tangkapan ikan di laut kini harus menunggu cuaca membaik. “Kalau begini terus, kami susah untuk mencari nafkah. Gelombangnya lautnya tinggi sekali, sangat berbahaya kalau memaksakan diri melaut,” keluh Sobek seorang nelayan asal Krui.
Bukan hanya nelayan, pekerja lainnya yang bergantung pada sektor kelautan juga merasakan dampaknya. Pedagang ikan, misalnya, mengeluhkan minimnya pasokan yang memengaruhi pendapatan mereka. “Biasanya saya bisa jual 50 kilogram ikan per hari, tapi sekarang kosong. Barang tidak ada, pembeli juga sepi,” kata Dwi, Pedagang ikan di Pasar Krui.
Disisi lain, warga yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas harian juga merasakan dampak Signifikan. Pendapatan mereka menurun drastis akibat kondisi cuaca ekstrem yang sedang terjadi di Pesisir Barat.
Selain itu, sektor transportasi laut turut terganggu. Kapal-kapal kecil yang biasa melayani rute ke pulau Pisang memilih untuk tidak beroperasi demi menghindari risiko kecelakaan. Pulau Pisang ada di Kabupaten Pesisir Barat Lampung, dikenal indah karena punya pasir pantai yang putih dan halus.
Masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati dan mengutamakan keselamatan. Para nelayan dan pekerja lain di sektor kelautan berharap kondisi cuaca segera membaik agar mereka bisa kembali beraktivitas dan mencari nafkah. Hingga saat itu tiba, masyarakat Kabupaten Pesisir Barat terus berusaha bertahan di tengah tantangan cuaca ekstrem yang sedang terjadi di Pesisir Barat. (*)