Sebuah Cerita Pendek
SURAT DARI PRAHA
Oleh Elia Sunarto IG @elia.sunarto
Waktu menunjuk pukul 05.27 WIB udara terasa dingin menusuk tulang, aku buru-buru mengembangkan selimut meski sudah duduk di depan televisi. Sudah menjadi kebiasaanku selesai salat Subuh selalu duduk depan televisi nonton berita, apalagi sekarang tensi politik mulai memanas jelang Pilpres 2019.
Meskipun kerap dibuat jengkel dengan perilaku dan penyataan para politisi aku tetap mengikuti perkembangan politik dalam negeri. Ponselku berdenting tanda ada surel masuk. Sambil tetap menatap layar televisi aku buka laptop.
Praha, 4. srpna 2018
jak jsi Eliáš …..
Praha, 4 Agustus 2018 | Apa kabar Elia……. | Salam kasih dari Praha… tulis pembuka kata dalam bahasa Cheska di surat elektronik yang dikirim sahabatku Aishaa Ivanka Milosky. Aku terbayang bule cantik dari Kota Praha, Republik Ceko, negara kecil pecahan Cekoslowakia di Eropa Tengah.
Ini surat elektronik ke-2 bulan ini yang kuterima darinya. Seingatku tak kurang dari 17 kali sudah kami saling berkirim e-mail sejak pertemanan kami di sosial media dua tahun lalu.
Ini persahabatan lintas batas yang luar biasa menurutku, Aishaa Ivanka Milosky adalah gadis Ceko berdarah Jerman yang kuketahui dari akun facebooknya berparas cantik bermata biru dengan rambut pirang keputih-putihan, pesona kecantikan umumnya wanita Slavia.
Ia tinggal jauh di seberang lautan, Kota Praha, Republik Ceko ribuan kilometer jauhnya dari tempatku, Kabupaten Tulang Bawang Barat atau orang biasa menyebutnya Tubaba, Indonesia. Ini pertemanan lintas batas, ras, negara bahkan lintas benua.
Hobi berkirim surat sudah lama aku lakukan sejak duduk di bangku SMP melalui kegiatan sahabat pena, berkirim surat dengan kartu pos hampir dua dekade lalu.
Era digital memperkenalkan penggunaan surat elektronik (e-mail) sehingga komunikasi semakin mudah, cepat dan efisien bahkan melalui telepon genggam video call sekarang bisa dilakukan.
Aishaa Ivanka Milosky bercerita saat ini di Praha sedang musim panas, suhu malam bisa turun antara 22-260 C. Tetapi cuaca sangat nyaman untuk beraktifitas di luar rumah.
Dia tanya, apakah laga Piala Dunia 2018 Perancis melawan Kroasia di Stadion Luzhniki, Moskwa pada 15 Juli lalu aku datang? Ia sangat ingin bertemu aku.
Aisha juga menyampaikan keinginannya untuk bisa ke Jakarta sekaligus mengunjungi Tubaba. Ia ingin ke Tugu Rato dan Islamic Center Tubaba yang banyak dibicarakan orang di negerinya.
Aishaa Ivanska Milosky mengatakan Islamic Center di Tubaba, Provinsi Lampung, Indonesia menjadi destinasi pilihan yang ingin dikunjungi orang-orang Rusia termasuk negerinya.
Dia bilang Islamik Center Tubaba itu unik. Dari Google Maps dia tahu di tepi danau buatan yang dibuat luas berdiri Masjid As-Shobur atau Masjid 99 Cahaya. Ada semacam menara, sehingga bangunan itu disebut Menara Asmaul Husnah.
Perancang masjid itu menggunakan filosofi “kita tidak pernah memperlihatkan wajah tetapi sesungguhnya kita menyodorkan hati” dan “lahir dikandung adat, mati dikandung amal dan iman”. Bangunan masjid tanpa kubah, tak lazim umumnya tempat ibadah muslim di Indonesia.
“Iyaa….kawasan Masjid Agung 99 Cahaya Asmaul Husna Baitus-Shobur ini bukan hanya ada masjid untuk ibadah saja. Bersanding di dekatnya berdiri Balai Adat Lampung atau Sesat Agung Bumi Gayo Ragem Sai Mangi Wawai. Ini obyek wisata baru di Tulang Bawang Barat, warga setempat menyebutnya Kawasan Dunia Akherat”, kataku bangga.
Kompleks terkenal ini sebelumnya adalah rawa tak terurus tempat orang memelihara kerbau yang dikelilingi kebun karet warga. Sekarang disulap menjadi bangunan masjid dan rumah adat yang dikelilingi danau luas.
Aku beringsut membenahi selimutku, meski sudah beberapa kali menyeruput kopi cappucinno kegemaranku tubuhku masih menggigil. BMKG menginformasikan bahwa bulan Agustus ini merupakan puncak musim kemarau di Indonesia.
Meskipun demikian hujan kiriman masih ada turun di beberapa tempat, seperti dua hari lalu hujan turun di ibukota Tubaba, Panaragan. Bandar Lampung juga dikabarkan ada hujan di beberapa tempat.
Dalam beberapa kiriman e-mailnya Aishaa Ivanska Milosky ada bercerita tentang destinasi wisata di kotanya. Ia bercerita tentang kehidupan seni dan budaya masyarakat Ceko keturunan Jerman leluhurnya, juga perihal kuliner negerinya.
Lewat persahabatan unik ini meskipun belum pernah bertemu dan terbentang ribuan kilometer jauhnya aku bisa banyak tahu tentang Republik Ceko (Česká Republika). Sejarah bubarnya Cekoslowakia menjadi Negara Ceko dan Slovakia terjadi pada 1 Januari 1993.
Republik Ceko merupakan negara yang berbatasan dengan Jerman di sebelah barat dan utara dengan Polandia di utara, dan Slovakia di sisi tenggara serta Austria berada di sebelah selatan.
Aishaa Ivanska Milosky bangga dengan kota kelahirannya, “Kota tua warisan dunia,” katanya.
Aishaa sangat berharap suatu saat aku bisa mengunjunginya. Dia berjanji akan membawaku keliling Kota Praha.
“Elia harus mampir ke Prazsky Hrad”, tulis Aishaa dalam e-mailnya, menyebut nama kastil terkenal di kotanya. Guinness Book of Wordl Record menobatkan kastil seluas 70.000 m2 ini sebagai kastil terluas di dunia.
Masih cerita Aishaa, Prazsky Hrad pernah menjadi pusat pemerintahan raja-raja Bohemia dan Kerajaan Romawi. Dibangun diatas ketinggian bukit, terlihat mencolok dari kejauhan dan menawarkan pemandangan atap-atap merah khas kota kami.
Ia juga hendak mengajakku mengunjungi menara televisi Zizkov dan jalan kaki melintas di Jembatan Karluv Most, orang juga menyebutnya Charles Bridge.
Ini satu-satunya sarana penghubung penyeberangan dimana di kedua sisi jembatan banyak berdiri patung-patung klasik dan ada 3 menara tua di ujungnya. Jembatan ini tempat mangkal seniman jalanan dan penjaja souvenir.
Dengan tutur katanya yang tersusun Aishaa Ivanska Milosky juga meyakinkanku ada tempat lain yang juga wajib dikunjungi, seperti Valdštejnský Palác atau Wallenstein Palace.
Istana bergaya baroque yang dibangun di Lesser Town tepat di bawah kastil Praha yang berdiri anggun di atas bukit. Istana ini tak jauh dari St. Nicholas Church, bangunan tahun 1623-1630 yang dibuat Albrecht von Wallenstein, seorang panglima perang yang bintangnya cemerlang dalam setiap pertempuran sepanjang 30 tahun.
Jenderal ini berambisi merebut tahta Kerajaan Bohemia, ia bangun Wallenstein Palace itu untuk menyaingi kastil Praha.
“Kita nanti berperahu menyusuri kanal Certovka (Devils Stream),” ia menyebut kanal kecil yang dibuat bercabang di Sungai Vlatava memotong Kampa Island, sebuah pulau kecil yang terbentuk memanjang di Sungai Vltava di sisi Lesser Town.
“…….kanal Certovka inilah yang dijuluki orang Venice-nya Praha”, tulis gadis penggemar Palacinky, yaitu pancake terkenal di Ceko, berupa sajian es krim, selai, atau buah-buahan yang dilapisi whipped krim, kacang almond atau gula.
Meskipun demikian Aishaa Ivanska Milosky juga bilang ingin mencicipi soto, krupuk, nasi goreng, somay, ikan bakar dan sambal seruit Lampung. Ia tekankan saat di Lampung nanti semua keinginannya itu harus terpenuhi.
“Panorama kota tua Praha akan terasa menawan, artistik, dengan atmosfir romantismenya tinggi dan pada saat cuaca mendukung Menara Eiffel di Paris pun bisa kita saksikan dari Praha. Keindahan itu akan nampak dan terasa ketika kita menelusuri kanal Certovka berperahu”, ungkap Aishaa Ivanka Milosky romantis.
Dalam benakku pun muncul bayangan kota air Venice, Italia. Dan tatkala ia menyebut “berperahu bersama” anganku melayang ke aliran Sungai Musi di bawah jembatan Ampera Palembang, Sumatera Selatan. Ingat masa-masa bersama Farida, dan oh lagu “sebiduk di Sungai Musi” tetiba terngiang kembali bikin aku gundah bernostalgia.
Saat membincang Václavské náměstí atau Wenceslas Square, Aishaa bertutur banyak tentang sejarah panjang negerinya. Bangunan bersejarah Old Town Square di jantung Kota Praha, diantara Wenceslas Square dan Charles Bridge.
“Ini alun-alun kota lama kami, area pusat niaga dan juga kultur Kota Praha, Czech, mirip Champs Elysees di Paris.”
Tempat ini menjadi pusat keramaian Kota Praha dari dulu hingga sekarang. Kiri kanannya berhias bangunan-bangunan tua nan indah. Beraneka warna, bentuk dan gaya arsitekturnya mulai dari gothik hingga barogue style.
Tidak ketinggalan kini banyak bermunculan tempat-tempat hiburan modern seperti bar, pub, cafe outdoor hingga klub-klub malam surga bagi para lelaki petualang.
Banyak peristiwa penting bersejarah terjadi disini, seperti Velvet Revolution (Revolusi beludru) warga setempat menyebutnya Sametova Revoluce yang terjadi pada 17 November — 29 Desember 1989 saat tumbangnya dominansi kekuasaan dan paham komunis di negeri ini.
Ada peristiwa invasi Uni Sovyet, pendudukan Nazi, pemberontakan rakyat Praha, hingga kemerdekaan Chekoslovakia. Hingga saat ini pun Wenceslas Square masih menjadi pusat berkumpulnya massa seperti demonstrasi, parade, dan berbagai perayaan atau event lainnya.
Kota tua Praha terkenal dengan peninggalan bangunan-bangunan bernilai arsitektur tinggi, di Ceko atau Chezch terdapat lebih 2000 kastil, baik yang masih berdiri maupun tinggal sisa puingnya, Chezch juga dikenal karena memiliki banyak bangunan menara tinggi.
Aisha mengaku tertarik Lampung karena sering mengikuti kegiatan yang diselenggarakan Veleposlanstvo Republike Indonezije u Hrvatskoj (bhs Kroasia ; Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kroasia) dimana ia tahu Duta Besar RI untuk Kroasia saat ini adalah mantan Gubernur Lampung.
“Betul, Pak Sjachroeddin ZP adalah mantan gubernur kami, putra daerah pensiunan polisi berpangkat Komisaris Jendral. Ayahnya juga dulu birokrat dan orang terkenal di tempat kami”, jawabku.
“Apakah di Lampung aku bisa melihat gajah? Anoa, komodo, harimau dan orang utan?” tanya Aishaa suatu ketika.
“Bisa,” jawabku membuat ia bahagia.
Kepada Aishaa Ivanska Milosky aku katakan, dia bisa melihat bahkan memegang dan menaiki seekor gajah, sambil kukirimi ia beberapa foto anak-anak yang tampak gembira naik di punggung gajah, juga video gajah-gajah atraksi main bola.
Aku jelaskan padanya, di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) ada sekolah gajah, Aishaa bisa melihat bagaimana gajah-gajah liar dijinakan, di sana juga ada penangkaran Badak Sumatera.
“Tetapi itu bukan di tempatku, TNWK itu adanya di Lampung Timur”, terangku.
Aishaa aku tawari wisata perairan laut. Ada perairan lepas Teluk Kiluan di Tanggamus, tempat kita bisa menikmati keindahan dan eksotiknya biota bawah laut, melihat kehidupan bebas spesies lumba-lumba yang ada disekitar perairan itu.
“Tetapi jangan khawatir untuk ke sana kita dapat menjangkaunya dengan kendaraan bermotor, jalan di daerahku sudah banyak yang bagus dan mulus, dijamin nyaman,” tak sengaja aku mulai promosi pariwisata.
“Kalau Harimau Sumatera ada tapi sudah langka, komodo hanya ada di Pulau Komodo dekat Pulau Bali”, ungkapku.
Begitu aku menyebut nama Bali, Aisha buru-buru menjawab “Indonésie je nejlepší, Bali, Lombok, Tubaba se mi líbí” (tulis Aisha dalam bahasa Cheska yang artinya Indonesia is the best, Bali, Lombok, Tubaba aku suka)”, katanya.
Aishaa Ivanska Milosky berharap keinginannya ke Tubaba bisa terwujud saat libur panjang tahun ini. Da bilang berkali-kali, di Tubaba nanti ia ingin menikmati ikan bakar dan nyeruit ala orang Lampung.
“Ahh…sialan, baru pukul 07.09 WIB PLN sudah mati lampu”, gerutuku.
Inilah yang kerap membuat aku dan pelanggan jasa BUMN ini sering kesal dan kecewa terutama di Tubaba. Belum sempat membalas e-mail Aishaa Ivanska Milosky terpaksa harus ditunda menunggu lampu menyala lagi. ***
Tubaba, 04 Agustus 2018
(dimuat dalam antologi bersama kumpulan Cerpen SURAT DARI PRAHA,
Rumah Imaji, Agustus 2018)